Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Rabu, 05 Desember 2012

Sejumput Pagi ku bersama mu



" Hati- Hatii... jalannya agak licin emang disini apa lagi semalam ujan "
kabut masih menyelimut tipis, mengaburkan jarak mata ke depan..
bebrapa belalang yang sedang asik bertenger sambil makan terpakasa terusik saat kami lewat pematang.
Rumput rumput muda hijau masih basah , tetes embun pagi diujung ilalang muda yang baru beberapa cm,
" Terus aja bee" kata ku pada mu,,agak jauh jalan nya ..

" Trus montor nya taruk situ aja ? gak kwatir ilang bee ? " kata mu, sembari mencincingkan clana jins mu ..
tiba saja kau hampir tepleset, saat kau tak sengaja hampir mengnjak 2 katak sawah kecil yang sedang asik berbincang bincang pagi.
sesigap mungkin ingin ku tarik kerah baju mu..tapi kau masih bisa menjaga keseimbanagn tubuh mu.

langit masih bersemu, biru ..
awan awan putih tipis mengores berpadu padan dengan cakarawala..
kau jalan dua langah  lebih dulu di depan ku.

Aku melihat mu sangat menikmati perjalanan ini, kau sempat berteriak kencang mencekungkan 2 telapak tangan di antara dua rahang dan pipi mu..

" woooooooo....hoooyyyyyy... "
" beeeeeeeeeeeeeeeeeeee....... " lantas sejurus kemudian menatap ku,, tertawa terbahak bahak..

seorang petani memantau perairan sawahnya, tak jauh dari kami berjalan
padi-padi berumur 2 bulan yang mulai menyembul kan calon biji biji muda,

" masih jauh nee bee " tanya mu, sambil mencoba melepaskan sepatu sandal yang kamu pakai..

" iaa,, ehh viyy kok di lepas " kata ku..
" ia biar kerasa rumputnya di injak " kata mu sambil menunduk mencoba melepaskan sepatu..
" ya dah deh,, tapi ati ati lo, nginjek putri malu...coz putri malu kalo di injek jadi putri mau ?
... ujar ku..

" kok gitu ..." tanya mu lagi..
 aku hanya diam, menatap sejenak helaian rambut yang sempat menutup sebagian muka mu tersapu angin...
" heheh... trzzz " kata mu

" apa...!!! " ujar ku menyambungakn koneksi otak ku.
" itu tdi trz app... "
" iya kalo putri malu di injek kan jadi putri mau ... mau nagis kamu >>> hahahahah " aku tertawa melihat ekspresi mu yang tiba tiba datar

" hahaha" entah lucu atau terpaksa tertawa kau ikut terbahak dan

lantas entah sejak kapan kamu mengengam lumpur di tangan mu,  ide jahil dan gaje mu mengerakakan tangan  penuh lumpur sawah
ke muka dan hidung ku,,

"hahahaha ini baru lucu kak" kata mu sambil mencoba lari diantara pematang pematang sawah..

sebenar nya aku kesal, bebrapa sampai masuk ke mulut ku.. namun senyum mu dan tawa mu yang membuat ku jadi hilang, hilangkan kekesalan merubah menjadi kerinduan
" Dasar, viyy gajeeeeeee," ujar ku mencoba mengejar mu...

beberapa burung pipit kuning yang sedang bertengger di dahan dahan padi terusik ,dan terbang berhamburan,,
dan ku coba mengejar mu, membalaskan penat ku.. mengahpus lumpur di wajah ku yang mulai menetes mengotorkan baju,
" Tungu pembalasan ku beee ",,, teriak ku sambil tertawa pada tingah kita yang sedikit gila
kamu hanya tertawa, dan mencoba berlari sekuat kau bisa,,celana jins biru yang kau singingkan setengah betis tadi turun sebelah,, kamu masih berlari,,
dan saat aku hampir bisa menarik tangan mu..


"Awwwwwww......""

Mentari belum terlalu terik jam ditangan ku masih menujukkan pukul 07.20 pagi..
kabut tipis mulai pudar berubah jadi embun embun menyelimuti dahan-dahan padi, keriangan mu tadi berganti

"Aduuhhhh beee"

dari jauh jalan desa ad 2 orang petani menaiki sepeda..beberapa burung bangau putih yang bertenger
di atas atap gubuk sederhana tempat biasa petani meluruhkan peluh keringat badannya

raut muka mu tampak sedang menahan perih,,dahi mu yang kau kerutkan dan bibir mu yang tertahan mendakan sedikit kesakitan
kau sempat hampir jatuh, saat kau coba mengakat kaki kanan mu melihat benda ap yang menacap di telapak kaki,
namu tangan kanan mu cekat mencari pundak ku untuk menyanga tubuhmu,,


"beee sakittttt " ujar mu." perihhh"... amencoba menahan tawa ku bisa,
 nah kan,
kena batunya...
"kok kamu ketawa si bee " kata mu yang sempat menangkap ku tersenyumm..
" engak kok bee,,, kena duri tu pastii... " ujar ku mencoba menengkan cemas mu. " sini kulihat ..."
"aduuhh perihhh bee " kata mu sembari melihat ku mencoba mencabut duri mungili yang menembus telapak kaki mu,,
" tahan ya viyyy "
duri kecil itu berhasil ku cabut, meningalkan bekas meraha di telapak kaki mu, walau kecil pasti terasa pedih dan ngilu bila terkena duri di perasawahan


"Bee, kamu gak papa kan  ? " tanyaku , aku kasiha melihat ekspresi mu yang tiba saja berubah,, kamu jadi banyak diam, menahan ngilu
" Masih ngilu bee " kata mu saat kau coba menginjakkan kaki mu di tanah,
" Yadah duduk dulu yuk di gubuk ?" tawar ku,, saat ku coba mendekatkan badan ku ke tangan kanan mu..
"Sini pegang pundak ku " lanats tanagn kanan mu memegang erat pudang ku semabri kau langkah kan kaki pelan pelan..
" Engak lahh ,,, enti ad seten lewat ,, berduaan di gubuk" ujar mu manja sambil mendorong tubuh ku...
" kan lumaayan bee,, kesempatan jarang jarang setan lewat disawah bee "
.... jawab ku menimpali senyum mu....

" Huuuuuu dasarrrrr cooo... mau nyaa " hahaha. kita tertawa berasama seolah kau acuhkan perih kaki mu,
kita tertawa berasama seolah membisukan kicauan burung burung pipit bercengkrama..

Aku hendak mengajakmu melihat air terjun kecil di sawah desa,
diantara pematang pematang sawah yang berundak berpetak petak,
sebuah air terjun kecil alami, dibawah pohon Angsana
kau tertarik, iya kapan yok .. ujar mu.kemarin sabtu.
pagi tadi aku menceput mu di depan kompeks rumah mu.
aku tak tahu apakah kamu berbohonga tau jujur pada babe dan ibu
namun tak ternafikkan aku semringah  saat kau kabiri aku " bee jemput ya jam 6 "
malam tadi aku tidur di temapt kawan rencana pagi ini mau pulang,, namun kabar darimu membuat pelangi bisa muncul tampa hujan :)
perjalalan dari kediamn mu ke temapt yang kujanjiakan itu menempuhjarak 45 KM .. "
1 jam perjalanan dengan kecepatan 60 KM/jam + macet + isi bensin + beli aqua am senek di alfamart + nglirik ngilir kamu dari sepion ( ahahahhah)
keceriana dan kegembiran mu tampa jelas terukir lembut di garis garis masnis senyum bibir mu


"masih sakit bee, ?" tanyaku.." gak jauh kok,, di bawah pohon angsana itu ..."


pohon angsana tinggi dan rindang menjulang, dianata petakakn petakan sawah..
aku tetap di sampingmu mencoba menyeibangkan badan mu,, harus turun beberapa meter untuk menuju air terjun itu,,
jalan yang masih licin dan kau yang tampak masih menahan perih membuat ku sedikit kawatir terpleset
bunga rumput grigit diantra anak tannga, beberapa belalang yang melompat setiap kami mencoba turun, satu persatuu...


" Bee indah kan" ujar ku saat kita duduk berdua di sebongkah batu
germercik air, dan kicauan beberapa bangau sawah bertenger didahan dahan angsana yang kokoh dan rindang,,

tak lama kami duduk dua pasang bangau turun tak jauh dari kami,,
seperti hendak ingin menari atau menyombongkan kemersaan diantara kami..
 ___________

aku hanya diam memandang mu,
diam yang ku mampu
mengartikan perasaan yang kadang tiba saja tak menentu...




















0 komentar:

Posting Komentar