Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Selasa, 18 Desember 2012

ibuku ibu kita ibu mu,, cahaya surga,kita


GERIMIS nada nya masih tetap sama..menari nari kecil diatas genangan,,pada tanah yang lembab dan berkubang
gerimis masih tetap sama, walau langit menghitam dan angin mulai kencang


" dhiyy tangi  lee , opo  ra sekolahh .. " sebuah teriakkan kecil dari ujung dapur yang assap nya mulai mengebul..
kayu kayu bakar pelan pelan di lumat api,
" dhiiyyy,, tangii o lee,, "

gerimis masih sama seprti subuh tadi, seperti 3 jam yang lalu.. belum ada tanda tanda menderas, juga belum ada tanda tanda mereda

rumah semi permanen ini berada di ujung jalan berhadapan langsung dengan lapangan desa, berbatasan dengan sawah sawah dan  ladang jagung ..
kokok ayam jagu layak dering jarum penanda aktivitas hari dimulai,,
aminah sudah siap. mempersiapkan sarapan buwat keluarga
aminah sudah lebih dari sekedar siap untuk segera mengayuh sepeda ontel pemberian ayahnya yang sudah di penuhi dengan sayur sayuran
hendak di perdagangan kan atau di tukar dengan keperluaan segala.


" dhiyy tangi ibuk ajeng budal pasar, nopo ra sekolah "
masih belum ada jawaban dari kamar ,,
adhiy bocah kecil umur 8 tahun,
ia tampak masih terlalau nyaman untuk sekedar mengerakkan keatas kelopak matanya, mata nay masih terpejam rapat
meski samar sadar dan tidak ia mendengar suara ibu nya

ikan asin, tempe goreng, tumis kacang dan nasi hangat sudah siap di santap
araoma manya sangat mengoda,,apalagi disantap dengan cuaca dingin di sedukan teh hangat..

amainah berranjak, ia kini sudah duduk di sebelah anak nya
kain sarung lusuh satu satu nya teman akrab bertemu mimpi malam, bebalut di tubuh mungil sedikit kurus ..
guling kecil yang berwara sedikit coklat meski kainya berwarna biru, ( ad bekas gamabr kecil pulau indonesia ... hahah * ilerr )

"dhiyy  tangi ngerr kae dapure beresi, ibu ajeng budal pasar " ,,senyum masih menyemat lembut di wajah aminah,meski ia tak muda lagi kantung mata kerut kerut di pipi
namaun ia masih seperti yang dulu aminah yang sabar,.penuh sayang,,

"dhiyy " tangan  lembut itu menyentuh kaki mengerakkan, anak sulung nya tak kunjung bangun ..
mungkin aminha juga sadar adhiy masih terlalau kecil untuk membantu  nya namun kadang adhiy menyengajakan diri membantu ibu nya bangun jam 2 atau jam 3
mengikat kan sayur sayur yang hendak ia dagangkan
" buuk,, aku ki sayang karo ibuu,,
" bukk,,, dek adhy gadah salah sepurone njeh buu.." ia masih ingat tutur lembut adhiy pada suatu malam sembari mengikat kangkung dan bayam, tiba saja mata nya sembab
entah ap yang ia rasa,,mungkin ia rasa juga hendak berujar sama pada putra nya itu karena di nasib kan kurang beruntung atau
mungkin ia berterimkasih banyak kepada Alloh SWt atas anugrah seorang putra yang baik dan soleh,
atau mungkin ia teringat wajah pria yang sudah lama tak kunjung pulang merantau di malaysia


"ia ... buu " malas malas ia mulai mebuka mata, menggerakkan jari jemarinya ,,,

" bangun dhiyy.. ibu mau berangkat, udah jam 6,00 apa gak sekolah ? to lee " aminah beranjak..
 adhiy yang malas malas melangkah..mengikuti



***
menurut ku adhiy tak malas bahkan ia terlalu rajin , sangat bersemangat,,pukul 4 saat aanak anank seusia nya sdeang masik bercengkrama dengan mimpi, ia sudah bangun,
mencucuci sayur mayur yang hendak kan ibu nya jual..ia juga sangat taat sama taat nya seperti mbah amin ,, yang setiap pagi menejlang subuh sudah membacakan
ayat ayat cinta membangunkan
warga warga, membangunkan jiwa jiwa yang haus ingin  berbincang, berkeluih atau meminta dan bersyukur pada sang Maha..
kala adzan subuh di surau berkumadang.. ia beranjak menarik kopiah nya..
temannya masih tetap sama sarung kecil yang erat bagi nya .. ke Musolah atau ke dipan kayu dengan alas seadanya..
mungkin ia terlalau sayang hingga sulit melepaskan nya.. atau mungkin itu hanya satu satu nya yang ia punya,, sarung biru muda pemberian ayah nya ...
****


di luar masih gerimis tak deras juga tak reda..

" dhiy ibu berangakat ya " aminah mendorong sepeda syarat sayuran itu keluar , jilbab coklat berbalut menutup kepalanya ,,
sebuah capil ia pakaikan lagi diatasnya..
" buu,, beli ,,," lantas ia urung melanjutkan aku tahu ia hendak berkata sesuatau
" dhiyy sini .." ia pangil si addhiy .." ki kaleh ewu kange jajan " selembar uang 2 ribu yang biasa rutin Aminah kasih.
untuk jajan sudah 3 minggu ini ia kumpulkan
ia ingin sebuah tas baru,, tas yang ia pakai kini sudah mulai kabur warna resseleting nya kadang tiba saja macet, itu tas yang yang bapk nya belikan
waktu addhiy hendak masuk kelas 1.. kemarin kala pelajaran bahasa indonesia ia sempat melirik lama tas teman nya ..
 tas warna biru, sambil melamunkan uang yang ia kumpulkan .sudah berapa banayak,, ap sudah cukupp...

'buu ,,, adhiy pengen " kata kata itu putus di tengah , ia sambut tangan ibunya
meberi salam mengecup nya lalau di tempelkan di dahi nya,,,hal ini biasa bagi keluarga aminah

sebenar nya aminah memiliki 2 anak, anak pertamanya mengadu nasib  ke surabaya, sudah hampir 2 tahun tak pulang .
" mak agus arep merantau , neng suroboyo, kaleh rencang agus, agus nyuwon doa ne,, mawon " ujar agus sehabis solat isya..
 dulu sebenar nya aminah ragu hendak mengizinkan nya, memberi restu.. ia merasa kesepian
namaun itu kemauan anak nya .. kemauan agus yang hendak mencari penasiapan lebih baik


di kayuhnya sepeda itu menuju pasar kecamatan,..
ad 32 ikat bayam 40 iakt daun singkong, 36 ikat daun kangkung,,dan 3 buah gori


adhiy pergi kedapur asap di tungku masih mengepul, ia kumpulkan perkakas perkakas kotor di bawanya ke ember dekat sumur,,
satu demis atu gelas piring sendok sampi dandang ia cuci...
dapur yang kotor ia mulai bereskan, hal ini sudah menjadi rutinitas paginya..
lantas tak lama kemudian ia mandi,,memakai seragam sekloah dan mengecek kemabali PR nya,,,
tadi malam aminah seperti biasa mengoreksi pr anak nya meskipun ia hanya tamatan SD namaun soal perhitungan ia lumayan mahir,
perkalian penambahan pengurangan dan pembagian, ia cakap sekali.
adhiy melihat jawaban soal no 6 yang sudah di hapus , sebuah tanda bahwa isi nya belum tepat, lantas ia coba hitung kemabli..
setelah itu sepatu warior ukuran 32 ia pakai ,,

langit masih sama gerimis ..
desember..

anak anak sudah mulai ramai , jejak jejak sepatu mebekas di lantai
adhiy menyapa satu dua teman nya.. lantas ia masuk ke kelas..duduk di bangku pertama depan meja guru

sekaloh mulai ramai satu persatu tas tas dan bangku bangku terisi , keributan mulai terasa ..
jam pertama jam mata pelajaran matematika

7.29

adhiy melirik tas biruu,,,tas kepunyaan joko yang sudah 4 hari ini mengcurui perhatian nya..
kemarin saat mata pelajaran matematika baru di mulai, ia semapt di tegur bu rani karena selalau menoleh ke sebelah kiri
kemabli ahiy melamun melamunkan memakai tas biru, membelinya dengan uang jajan nya,, memarekan kepada ibu...
kemabli ia melamun ,, mengaget kan ibunya bahwqa ia pulang dari supermarket kota mebelui tas biru dengan unag tabungan nya...
lantas ia dengan bangga,, lari lari menenteng nya,,


7.30
bel  tanda masuk
adhiy dan teman teman nya kelur kelas,, berbaris di depan pintu,,
bu rani sudah berdiri di antra mereka menyambut tangan mereka..

hari masih sama tetap gerimis ,,
bu rani ibu guru kelas ,,
yang selalau memberi perhatian lebih pada adhhiy ,, adhiyy


7.35
doa di panjatkan  kepada tuhan sekalian alam atas kemudahan penyerapan pelajaran keberkahan ilmu yang di berikan
salam di haturkan pada ibu guru pemeberi harapan, pengarah, pembimbing jalan, pemberi semanagat untuk terus belajar dan belajar


" asalmualaikum .... maff buuu "
seorang ibu ibu berlari, kakai nya di penuhi lumpur
" maff buu ad perlu am  adhiyy " ujar nya
ad  raut kecemasan di muka nya
" ia masuk aj buu,,," latas bu rani mempersilakan adhiy menemuinya ..

di luar masih gerimis, belum ada tanda tanda mau reda
itu bu asri, teman ibu dipasar,  adhiy pernah ke rumahnya rumahnya gak jauh dari pasar
tapi kenapa ia datang ke sekolah ?

" dhiyy,,, ibuk muu pingsannn neng pasaar" ujar nya,,wanita itu tampak kuyup gerimis membasihi sebagian baju nya..
ia sebenranya ragu hendak mengatakakn ini atau ia kasian melihat adhiy mendengar kabar ini..
" sekarang di puskesmas... "
entah ap yang ia fikirkan ia.. berlari tampas seijin bu rani .. meninggal kan buku nya yang sudah siap di meja,, meninggalkan bu asri yang barusaja memberikabarpada nya
meningalkan tas biru dan teman teman nya...


ia tetap belari, bersama gerimis yang masih tetap sama tak mereda..
ia berlari di jalan jalan becek .. berkubang ,, ia berlari menuju puskemas
baju nya mulai kuyup rintik kecil kecil itu terdiam di kain putih seragam seklohanya,,
semakin lama semakin terlihat basah...


entah apa yang bocah kecil ini fikirkan ia lari kerumahnya , semabari berliang air mata
sepatu nya kotor dengan lumpur
ia masuk kamar ..
disibakkan nya kasur, buluk nya
sebuah celengen dari bambu yang ia letakakn di ujung, ia bawa ,,,ia bawa belari tampa menutup pintu pintu rummah
ia bawa berlari menembus gerimis yang masih sama '
ia mungkin kawatir tenatang biaya ,,ia takut kehilanagn ibunya
ia mungkin acuhkan tas buru mimpinya..
ia berlari membopong celengan bambu buwatannya
entah berapa isi nya aku tak peduli,, namun sungguh aku lihat niat besar dari tubuh kecil
berapa pun rupiah yang ad di dlam bambu itu mungkin juga tak cukup membiayai ibu nya,,
namun jiwa bocah mungil itu sungguh besar berbalut kasih sayang berbalut harapan untuk ibunya,,,tak lain



" ibuuuukkkkkk.... " teriak nya di depan pintu puskemasmas..
ia tidak ingin terulang lagi, ia takut
2 tahun yang lalu saat bapak nya belum lama pergi merantau
saat kodisi keungan sulit, aminah meniatkan diri berdagang sayuran membelinya dari desa desa di sebarang jembatan
" dhiyy ibu ajeng dagang mangkeh duwite kang go sekolah addiy.. seng pinter yo lee anak ibuu.." ..
dan addy masih ingat 2 hari semenjak ibu dagang .. amainah pulang pulang pucat,, kemudian pingsan di dapur..
ia bingung ibu nya diam saja lantas ia teriak teriak .. hingga mbh ahmad tetangga datang dan memangil bidan desa,,
" ibu mu pingsan , kurang darahh, gak popo... " itu ujar bu bidan .. sambil mengusap usap rambut addhiyy
adhiy takut ia  menangis....



" ibuukkk " ia lari ke lorong ...
tidak banyak ruang di puskesmas ,, ia lari keujung lorong ...
seperti ia tahu, atau firasat nya masih terasa kuat....


ad pak ahmad di sana ,, berdiri dengan mak ijah,,
adhiyy berlari menuju ibu nya  yang berbaring lemas.. tangis nya pecah di tumpakkan di kaki ibu nya yang lemah ...
" ibukkkkkkkk... ibukkk sehatttt,,, adhiy gak mau ibu sakittttt ""
"ibu sembuhh.. "
ibu sembuhh ..."
" niki celengan adhiy ge bayar berobat ibu "
" bukkkk ,,,.." lantas tinggal isakkk
ia terdiam memeluk rapat ibunya yang sdang lemah ..
ia masih memeluk kakai ibunya,,,

semua mata di ruang itu tertuju pada darama kecil nan mengharukan dari bocah seusia adhiyyy,,

*****

 

hanya ingin belajar, memperjuangkan menjadikan jiwa ini besar
menulis dan melogikakan
menulis dan merasakan
hanya ingin diam, tak mengusik dan tak di usik
tak usah mengeluh, tulis lah
tak usah gundah pinta lah..









0 komentar:

Posting Komentar